June 29, 2018 | Runner Profile Series
Saya lahir dalam keluarga dengan orangtua yang suka berolahraga sebagai hobby mengisi waktu luang mereka. Saya 4 bersaudara, saya satu-satunya wanita, ketiga adik lelaki saya semua berkegiatan olahraga aktif sampai hari ini meskipun mereka juga pekerja.
Tahun 2011, seorang teman mengajak saya untuk memperkenalkan dan membesarkan komunitas berlari, agar olahraga lari dapat lebih dikenal sebagai olahraga yang menyenangkan dan dapat dilakukan kapan saja bersama teman komunitas. Mulai dengan 4-5 orang saja, kami berlari melintasi jalan dalam kota, bukan dalam track lari lapangan.
Melihat bahwa hal ini ternyata dapat berkembang terus dengan baik, maka kegiatan berlari inipun semakin dalam dilakukan sampai sekarang. Karena dari dunia lari inilah akhirnya saya pribadi menemukan banyak hal yang menginspirasi kehidupan saya selanjutnya. Dari semangat mereka. Dari mimpi-mimpi mereka dengan berlari. Mereka luar biasa. Tidak terfikirkan oleh saat saya mulai berkomunitas lari saat pertama dulu.
Kegiatan olahraga saya dulu sangat beragam. Khusus untuk berlari hanya dilakukan di track lari dan pusat-pusat kebugaran. Indorunners Bandung (@indorunnersbdg) adalah kegiatan lari saya pertama yang dilakukan di luar itu semua, dan ini adalah komunitas lari saya pertama yang masih bertahan hingga saat ini.
Sesekali saya lari bergabung dengan komunitas lainnya sebagai rekan lari saja. Tapi di Indorunners Bandung saya sebagai koordinator penggerak. Sehingga hal ini juga yang tidak memungkinkan saya untuk pindah bergabung dengan komunitas lainnya. Karena Indorunners Bandung-lah yang mengajarkan saya berlari dengan tujuan lain selain alasan kesehatan.
Maria Sari (@mariasari) | Bandung | Indorunners Bandung
Indorunners Bandung (@indorunnersbdg) punya kegiatan rutin yang dilakukan dan lebih bertujuan memperkenalkan lari bagi masyarakat luas terutama buat mereka yang belum memiliki aktifitas olahraga tetap. Kegiatan lari ini termasuk diantaranya adalah lari malam. Hal ini menjadi alternatif bagi mereka yang selama ini merasa kekurangan waktu berlari karena beraktifitas di pagi harinya.
Berawal dari inisiatif para penggiat awalnya di bulan Ramadhan, lari malam menjadikan mereka tidak mempunyai alasan untuk tidak berlari meskipun sedang berpuasa. Kami juga sering berlari di alam terbuka, misalnya ke bukit atau ke pinggiran kota lainnya yang jauh dari keramaian kota, sekedar memberikan pilihan dan refreshing.
Saya sendiri berlari paling banyak 4 kali per minggu atau paling sedikit 2 kali per minggu. Tapi kadang juga saya bisa sama sekali tidak berlari dalam seminggu karena kesibukan pribadi lainnya atau karena jenuh. Yah... jenuh juga kadang tetap ada.
Bukan karena saya seorang penggiat sehingga tidak mengenal apa itu jenuh berlari. Tetapi saat kita inget kembali tujuan tujuan kita, melihat kembali semangat teman-teman sekitar, akhirnya semua itu bisa kita sisihkan. Itulah gunanya memiliki komunitas, agar semangatnya dapat tetap hidup. Karenanya saya sudah jarang sekali lari sendiri. Paling sedikit saya lari bedua. Selain untuk saling menyemangati, juga untuk saling menjaga saat berlari di jalan raya.
Berlari adalah sesuatu yang mengajarkan saya untuk berdamai dengan diri sendiri. Menekan saat butuh tekanan untuk menjadi lebih baik, mengalah saat tubuh kita perlu istirahat meskipun semangat masih ada, merendah saat kita sadar sebenarnya lari ini adalah karunia-NYA bukan semata karena usaha kita.
Seringkali saya bertemu teman-teman yang baru mulai menyukai lari atau bahkan baru mau coba lari, terbanyak mereka segan berlari bersama saya karena merasa saya senior dan pasti jagoan *katanya*. Jagoan. Saya bukan atlit. Saya bukan pelatih. Kalau dibilang saya jagoan untuk menggusur orang yang tadinya tidak lari menjadi pelari mungkin saya seniornya, betul, tapi lari saya biasa saja.
Karenanya saya selalu tantang mereka untuk lari bersama, dan ini sebagai pembelajaran lagi buat saya untuk tetap menjadi teman lari mereka yang baru saja mulai berlari. Hal ini pula yang selalu saya ingatkan kepada teman-teman penggerak lainnya di Indorunners Bandung ini untuk melakukan hal yang sama.
So... tidak ada kata pelari jagoan atau tidak. Yang ada hanya biasa atau belum biasa. Terlatih atau tidak terlatih. Semua akan sama bisanya dimulai dari langkah pertama yang akan kamu lakukan. Dimulai dari lari pertamamu. Tanpa itu , semua memang akan hanya jadi cerita obrolan saja.
Nikmati setiap langkahmu. Nikmati setiap larimu. Karena setiap itu adalah prestasimu. Setiap larimu itulah kamu. Siapa yang paling perduli dengan 1 atau 2 atau 10 kilometer jarak yang sudah kau larikan? Dirimu sendiri. Bukan orang lain. Siapa komentator paling tajam untuk setiap hasil larimu ? Dirimu sendiri. Bukan orang lain.
Mari mulai larimu dan nikmati setiap hasil langkahmu. Orang lain juga sibuk memikirkan larinya sendiri sama sepertimu, jadi abaikan apa kata orang lain.